Jakarta (ANTARA) – BYD telah menyelesaikan pengiriman besarnya yang terdiri dari delapan kapal raksasa milik BYD dan mencapai kapasitas angkut tahunan lebih dari 1 juta mobil.
Kapal raksasa pengangkut mobil terakhir yang meluncur, BYD Jinan, mulai beroperasi minggu lalu, seperti diumumkan perusahaan melalui WeChat, dilansir laman CarNewsChina, Kamis (2/10).
Pabrikan mobil berbasis di Shenzhen ini menyelesaikan pengiriman tersebut dalam waktu kurang dari dua tahun. Kapal pertama, BYD Explorer No. 1, dikirim pada Januari 2024.
Total BYD memiliki delapan armada kapal, yakni BYD Explorer No.1, BYD Hefei, BYD Changzhou, BYD Shenzhen, BYD Xi’an, BYD Changsha, BYD Zhengzhou, dan yang terbaru BYD Jinan.
Baca juga: BYD uji kelincahan dan efisiensi ATTO 1 dengan rute Bandung–Garut
Semua kapal pengangkut mobil adalah kapal “RoRo”, artinya dirancang untuk mengangkut muatan beroda, kendaraan dapat naik/turun sendiri tanpa memerlukan kontainer. Kapal BYD memiliki kapasitas 7.200 atau 9.000 mobil tergantung jenis kapalnya.
Selain BYD Jinan yang baru diluncurkan, ketujuh kapal tersebut sudah memasok produk BYD ke seluruh dunia. BYD Hefei saat ini sedang membongkar mobil di Eropa sebelum kembali ke China.
BYD Xi’an diperkirakan akan tiba di Barcelona pada akhir pekan ini. BYD Shenzhen dan Changsha juga sedang dalam perjalanan dari China ke Eropa.
Namun, BYD tidak hanya mengekspor mobil buatan China. BYD Zhengzhou, dengan kapasitas 7.000 kendaraan, membawa mobil BYD dengan setir kanan dari Thailand ke Inggris minggu ini dan kini sedang dalam perjalanan untuk membongkar muatan di Belgia. Ini adalah kali pertama BYD mengekspor mobil dari pabriknya di Thailand.
Thailand, berbeda dengan China, tidak dikenakan tarif Uni Eropa (UE) yang dikenakan pada produsen mobil listrik China setelah Komisi Eropa (EC) menyelesaikan penyelidikan anti-subsidi pada Oktober lalu. BYD dikenakan tarif tambahan 17 persen di atas tarif existing 10 persen.
Namun, BYD tidak hanya mengandalkan pabrik-pabriknya di China untuk penjualan di luar negeri. Pada 1 Juli, BYD memulai produksi di pabriknya di Brasil, dengan mobil hatchback Seagull pertama keluar dari lini produksi.
Perusahaan otomotif ini juga membangun pabrik mobil pertamanya di Eropa di Hungaria. Namun, fasilitas Szeged belum beroperasi, karena perusahaan menunda produksi massal hingga 2026.
BYD juga sedang membangun pabrik EV di Pakistan, yang direncanakan beroperasi pada 2026. Di Uzbekistan, produksi telah dimulai pada Juni 2024.
Semua pabrik tersebut menggunakan sistem knock-down kits (KD), artinya mobil diimpor sebagai komponen dari China dan dirakit secara lokal. BYD mengklaim ingin mencapai tingkat lokalisasi yang tinggi.
Baca juga: BYD catat 25.500 unit EV terjual hingga Agustus 2025
Di sisi lain, BYD menghadapi penurunan penjualan di pasar domestik, dan hanya penjualan luar negeri yang mencegah penurunan yang lebih tajam.
Pada Agustus, penjualan luar negeri tumbuh 157 persen menjadi 80.813 kendaraan dari tahun-ke-tahun, sementara penjualan di China turun 22 persen menjadi 284.005 mobil untuk merek BYD.
BYD berencana untuk mencapai 20 persen dari penjualannya pada tahun 2025 dari pasar luar negeri, dengan target penjualan 1 juta kendaraan di luar China. Hingga September 2025, BYD telah menjual 697.072 kendaraan di luar China.
Baca juga: Penjualan kuartalan BYD group turun untuk pertama kalinya sejak 2020
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025