Jakarta (ANTARA) – Pabrikan otomotif asal Tiongkok Guangzhou Automobile Group Co., Ltd. (GAC) terus memperkuat strategi mereka untuk teknologi baterai melalui keberhasilannya dalam mengembangkan all-solid-state battery (ASSB) untuk kendaraan listrik (EV).
Keberhasilan ini, merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam menghadirkan kendaraan elektrifikasi berbasis baterai dengan jarak yang cukup untuk berbagai kendaraan GAC yang ada di global maupun di Indonesia.
“Dengan jelajah lebih panjang dan pengalaman berkendara yang premium, teknologi ini akan mempercepat adopsi EV di Indonesia. Didukung kehadiran fasilitas manufaktur GAC di Tanah Air, kami berkomitmen menghadirkan inovasi global sekaligus memperkuat industri otomotif nasional,” kata CEO GAC Indonesia, Andry Ciu melalui keterangan resminya, Senin.
Pengembang teknologi baru ini, diyakini dia bakal menggantikan elektrolit cair dengan material padat yang lebih stabil, merupakan lompatan besar dalam peningkatan keamanan, kepadatan energi, dan efisiensi kendaraan listrik di dunia.
Dia menambahkan bahwa saat ini produksi tersebut tengah memasuki uji coba sel 60 Ah ke atas. Teknologi ini berpotensi langsung meningkatkan performa model-model EV GAC, termasuk memperpanjang jarak tempuh dari sekitar 500 km hingga lebih dari 1.000 km.
Baca juga: Kemarin, WAMI distribusi royalti Rp36 miliar hingga mobil terbang GAC
Produksi massal yang ditargetkan mulai pada 2027 hingga 2030, menandai langkah menuju integrasi penuh ASSB dalam kendaraan GAC di masa depan.
Tak hanya itu, lini produksi baru ini memanfaatkan teknologi manufaktur terkini, termasuk proses anoda kering yang menyederhanakan tahapan produksi menjadi alur terpadu.
Pendekatan ini meningkatkan efisiensi dan konsistensi kualitas, sekaligus menunjukkan kesiapan GAC memproduksi sel baterai padat berkapasitas besar dalam skala industri.
Dengan kepadatan energi yang berpotensi melampaui 400 Wh/kg atau hampir dua kali lipat baterai lithium-ion konvensional, ASSB menghadirkan peningkatan signifikan pada performa dan jarak tempuh.
Dia menambahkan bahwa stabilitas termal dan struktur sel yang lebih kokoh, juga bakal memastikan pengalaman berkendara yang lebih halus, aman, dan konsisten di berbagai kondisi.
Pertumbuhan pesat pasar EV di Asia Tenggara termasuk Indonesia, menjadikan ASSB sebagai elemen strategis dalam ekspansi GAC.
Teknologi ini akan mulai diterapkan pada model-model baru, termasuk HYPTEC mulai 2026, guna menghadirkan EV berdaya jelajah panjang yang memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.
Dengan keunggulan energi, jangkauan, dan kenyamanan berkendara, ASSB semakin memperkuat daya saing GAC sekaligus membuka peluang kolaborasi lokal dan riset jangka panjang untuk mendukung ekosistem EV nasional.
Baca juga: GAC umumkan uji coba produksi mobil terbangnya pada Januari 2026
Baca juga: Pemasok bahan baterai litium China umumkan kenaikan harga hingga 15%
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025









